Chavilleblog – Phishing AI kini menjadi ancaman serius bagi lebih dari 1,8 miliar pengguna Gmail di seluruh dunia. Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah dimanfaatkan oleh peretas untuk menciptakan serangan phishing yang lebih canggih dan sulit dideteksi oleh sistem keamanan. FBI bahkan telah mengeluarkan peringatan keras agar pengguna lebih waspada terhadap modus penipuan yang semakin berkembang.
Laporan terbaru dari Hoxhunt menunjukkan bahwa serangan phishing berbasis AI meningkat hingga 49%, dengan 4,7% dari total upaya phishing kini didukung oleh otomatisasi AI. Para penjahat siber menggunakan AI untuk menyusun pesan yang tampak lebih meyakinkan dan personal, sehingga lebih mudah menipu korban.
“AI memicu gelombang baru taktik rekayasa sosial, memudahkan peretas untuk menipu korban,” ungkap Pyry Åvist, pakar keamanan siber.
“Kunci Daya Saing UMKM: Logistik Digital Solusi Efisiensi Bisnis”
Phishing AI semakin berbahaya karena kemudahan akses dan biaya murah dalam penggunaannya. Dengan hanya USD 5 (sekitar Rp 82 ribu), seorang peretas dapat menyusun rencana phishing yang kuat untuk menargetkan individu maupun perusahaan.
Menurut para ahli keamanan siber, AI memungkinkan peretas membuat email phishing yang lebih realistis, meniru komunikasi dari lembaga resmi, bank, atau bahkan rekan kerja korban. Hal ini membuat banyak orang sulit membedakan antara email asli dan jebakan phishing.
Selain itu, AI juga digunakan untuk membuat situs web palsu yang menyerupai halaman login asli, sehingga korban tidak menyadari bahwa mereka sedang memasukkan informasi sensitif ke situs yang dikendalikan peretas.
Perusahaan keamanan siber VIPRE melaporkan bahwa 70% serangan phishing melibatkan tautan berbahaya. FBI menegaskan agar pengguna tidak sembarangan mengklik tautan dalam email yang mencurigakan. Karena bisa mengarahkan mereka ke situs berbahaya yang dirancang untuk mencuri kredensial login.
Adrianus Warmenhoven dari Nord Security menggambarkan bagaimana phishing AI semakin mudah dilakukan. Layaknya merakit furnitur bongkar pasang yang simpel dan cepat. Peretas tidak perlu lagi mahir dalam coding untuk menciptakan serangan phishing yang tampak profesional.
Dengan bantuan AI, serangan siber kini bisa dilakukan hanya dalam beberapa klik, menjadikannya ancaman yang semakin sulit dihindari. Oleh karena itu, pengguna Gmail perlu lebih waspada dan menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan. Seperti mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) dan selalu memverifikasi sumber email sebelum mengklik tautan.
“Dragon Ball Adaptations: Anime to Live-Action”