Chavilleblog – Netanyahu di PBB kembali mencuri perhatian dunia setelah menyampaikan pidato yang tidak hanya ditujukan kepada para pemimpin global, tetapi juga langsung diarahkan ke wilayah Jalur Gaza. Dengan memanfaatkan pengeras suara di perbatasan dan jaringan siaran langsung melalui ponsel warga Gaza, Perdana Menteri Israel itu memastikan setiap kata pesannya dapat terdengar jelas oleh masyarakat maupun kelompok Hamas.
Dalam pidatonya, Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan berhenti melancarkan operasi militer hingga Hamas menyerah. Ia juga menyinggung keberadaan sandera yang masih ditahan di Gaza, menegaskan bahwa pemerintah Israel berkomitmen penuh untuk membawa mereka kembali. “Saya tidak melupakan para sandera sedetik pun,” katanya dalam bahasa Ibrani sebelum melanjutkan pesan yang lebih keras kepada Hamas.
“J&T Express Ajak Masyarakat Waspada Penipuan Lewat 3C”
Selain menyasar Hamas, Netanyahu di PBB juga melontarkan kritik tajam kepada negara-negara Barat yang baru-baru ini mengakui negara Palestina. Menurutnya, langkah tersebut dianggap tidak membantu penyelesaian konflik dan justru memperkuat pihak yang disebutnya sebagai ancaman keamanan Israel. Ia bahkan menyebut Otoritas Palestina di bawah Presiden Mahmoud Abbas sebagai entitas yang “korup sampai ke akar-akarnya.”
Pesan keras itu semakin menegaskan sikap Israel yang menolak kompromi selama masih ada kelompok bersenjata yang menentang keberadaannya. Netanyahu menilai bahwa pengakuan terhadap Palestina oleh negara lain justru dapat memperpanjang konflik, bukan membawa perdamaian.
Bagian paling tegas dalam pidato Netanyahu di PBB adalah ultimatum yang diarahkan langsung kepada Hamas. Dengan nada penuh ancaman, ia menuntut agar semua sandera dibebaskan tanpa syarat. “Kepada para pemimpin Hamas yang tersisa, letakkan senjata kalian. Bebaskan rakyat saya, bebaskan para sandera. Jika Anda melakukannya, Anda akan hidup. Jika tidak, Israel akan memburu Anda,” ujarnya lantang.
Pesan ini menegaskan bahwa Israel tidak akan memberi ruang kompromi bagi Hamas. Melalui siaran langsung ke Gaza, Netanyahu ingin memastikan bahwa peringatan tersebut bukan sekadar retorika diplomatik, melainkan janji yang akan diwujudkan melalui langkah militer jika perlu. Dunia kini menunggu, apakah Hamas akan menanggapi pesan keras itu atau justru menyiapkan babak baru eskalasi di kawasan Timur Tengah.
“The Long Walk: Keep Going or Face the End”
Artikel berita ini disusun berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh Detik.com, portal berita online Indonesia yang menyajikan liputan terkini seputar peristiwa nasional maupun internasional.
Penulis: Rahma Azhari | Editor By: Randa Saragi
This website uses cookies.