Chavilleblog – Elon Musk mengumumkan bahwa platform media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengalami serangan siber besar-besaran pada hari Senin. Elon Musk menyebut serangan ini bukanlah kejadian biasa, melainkan melibatkan sumber daya dalam skala besar, yang berpotensi dilakukan oleh kelompok terorganisir atau bahkan aktor negara.
“Ada (dan masih) serangan siber besar-besaran terhadap X,” tulis Elon Musk di akun resminya. “Kami diserang setiap hari, tetapi kali ini melibatkan sumber daya yang besar. Apakah ini kelompok terorganisir berskala besar atau negara yang terlibat, kami masih dalam proses pendeteksian…”
Gangguan pertama kali dilaporkan sekitar pukul 5:30 pagi waktu Timur (0930 GMT). Meskipun X berhasil memulihkan sebagian besar layanan dalam waktu satu jam, serangan meningkat kembali tiga jam kemudian, menurut situs pelacakan pemadaman DownDetector. Para pengguna mengalami berbagai kendala, termasuk halaman yang gagal dimuat dan tidak dapat mengakses layanan dengan lancar.
“Ekspansi Pasar Lebih Luas dengan Logistik Digital”
Penyebab serangan siber ini masih dalam penyelidikan, tetapi para pakar keamanan mencurigai keterlibatan kelompok peretas yang sebelumnya pernah menargetkan infrastruktur kritis global. Salah satu kelompok yang menjadi sorotan adalah Andariel, yang terkenal sebagai bagian dari jaringan peretas yang beroperasi untuk kepentingan pemerintah Korea Utara.
Andariel diduga telah melancarkan berbagai serangan spionase dan ransomware terhadap sektor medis, energi, dan teknik di beberapa negara. Termasuk Amerika Serikat dan Korea Selatan. Kelompok ini diketahui mencoba mendapatkan akses terhadap proyek rahasia, cetak biru, serta spesifikasi kontrak penting, termasuk rahasia militer dan nuklir.
Misi Andariel mencakup berbagai operasi serangan. Termasuk upaya memeras perusahaan layanan kesehatan di Amerika Serikat demi mengumpulkan dana untuk serangan lebih lanjut. Serangan siber yang mereka lakukan disebut-sebut sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat kekuatan militer dan nuklir Korea Utara.
Peringatan terkait ancaman ini telah dikeluarkan oleh Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) Inggris. Bekerja sama dengan otoritas keamanan di AS dan Korea Selatan. Direktur operasi NCSC, Paul Chichester, menekankan bahwa operasi siber yang dilakukan oleh aktor negara harus menjadi pengingat bagi operator infrastruktur penting untuk memperkuat keamanan data mereka.
“Ancaman ini harus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk melindungi informasi sensitif dan kekayaan intelektual mereka,” ujar Chichester. “Kami sangat mendorong lembaga-lembaga terkait untuk mengikuti pedoman keamanan siber guna memastikan perlindungan yang kuat terhadap aktivitas berbahaya.”
Serangan terhadap X menjadi bukti bahwa platform digital besar tetap menjadi target utama bagi kelompok peretas. Dengan meningkatnya ancaman siber global, para pengguna dan perusahaan teknologi dituntut untuk lebih waspada serta meningkatkan sistem pertahanan digital mereka.
“Chromecast Users Furious Over Streaming Issues”