Chavilleblog – OECD Pangkas Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2025 menjadi 3,1%, turun dari estimasi sebelumnya yang lebih optimis. Revisi ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran terhadap ketidakpastian kebijakan perdagangan internasional serta risiko geopolitik yang terus membayangi.
Ketidakpastian Perdagangan Jadi Pemicu Utama
OECD Pangkas Proyeksi dengan alasan utama meningkatnya ketidakpastian di sektor perdagangan global, terutama akibat arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang dinilai tidak stabil. Perubahan dalam kebijakan tarif, renegosiasi perjanjian dagang, serta ancaman perang dagang dengan negara-negara mitra menjadi faktor signifikan yang menekan proyeksi pertumbuhan. Menurut OECD, fluktuasi ini menciptakan ketegangan di pasar dan memperlambat investasi lintas negara, terutama di sektor industri dan teknologi.
Selain itu, dampak dari konflik dagang yang belum terselesaikan menyebabkan menurunnya kepercayaan investor. Hal ini diperparah dengan perlambatan permintaan global dan pelemahan produksi di beberapa negara berkembang, yang sebelumnya menjadi pendorong pertumbuhan.
“Mempercepat Transformasi Logistik dengan Teknologi 5G”
Risiko Geopolitik Menambah Tekanan
OECD Pangkas Proyeksi juga menyoroti eskalasi ketegangan geopolitik. Termasuk konflik di Timur Tengah dan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, sebagai faktor lain yang turut menghambat pemulihan ekonomi global. Ketidakstabilan politik dan potensi gangguan rantai pasok energi global dinilai dapat menambah beban terhadap pemulihan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa negara-negara G20 harus mengambil langkah konkret untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Dan memperkuat kerja sama multilateral agar pertumbuhan tetap berada pada jalur yang sehat. OECD mendesak agar negara-negara fokus pada investasi produktif, penguatan sistem kesehatan, serta transisi energi berkelanjutan.
Implikasi Bagi Negara Berkembang
OECD Pangkas Proyeksi bukan hanya berdampak pada negara-negara maju, namun juga menjadi peringatan serius bagi negara berkembang. Dengan menurunnya pertumbuhan global, potensi aliran modal asing ke negara berkembang juga berisiko melemah. Hal ini bisa berdampak pada pelemahan mata uang, kenaikan inflasi, serta meningkatnya beban utang luar negeri.
Oleh karena itu, OECD mendorong negara-negara berkembang untuk memperkuat kebijakan fiskal dan mempercepat reformasi struktural guna meningkatkan ketahanan ekonomi domestik. Langkah ini penting agar negara-negara tersebut tidak terlalu bergantung pada pertumbuhan eksternal dan tetap dapat menjaga keseimbangan dalam menghadapi ketidakpastian global.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks ini. Pesan OECD jelas: kerja sama internasional dan kebijakan ekonomi yang adaptif menjadi kunci utama untuk menghindari resesi dan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.
“Robert Pattinson Set to Star as Main Villain in Dune: Messiah”